Kancil dan Gajah
Kancil terpeleset dan masuk kedalam jurang yang agak dalam.
Ia tidak bisa melompat keluar. Kaki-kakinya terlalu kecil untuk itu. Berkali-kali ia mencoba untuk melompat keluar jurang, tapi berkali-kali pula Kancil gagal.
Akhirnya Kancil putus asa. Ia berpikir, ia pasti akan mati didalam jurang tersebut. Kancilpun sedih. Ia menangis keras-keras. Setiap kali ia berteriak meminta tolong, namun tak ada yang mendengarnya.
Hampir setengah hari, Kancil berteriak-teriak meminta tolong, tetap saja tidak ada yang mendengar. Kembali Kancil menangis sejadi-jadinya.
Tanpa diduga, Giga Gajah lewat tempat itu. Mendengar tangisan Kancil, Giga melongokkan kepalanya melihat ke dalam jurang. DIlihatnya Kancil sendirian sedang menangis.
“Cil ?” kata Giga Gajah. “Sedang apa kamu di dalam jurang situ ?”
Kancil mendongakkan kepalanya, dilihatnya Giga Gajah. Dalam hati ia berteriak kegirangan. Dasar Kancil yang cerdik dan banyak akal.
“Hai, Giga !” teriak Kancil. “Aku sedang sembunyi menyelamatkan diri.”
“Menyelamatkan diri ? Dari apa ?” tanya Giga keheranan.
“Lihatlah keatas. Langit akan segera jatuh menimpa hutan dan seisinya. Kalau aku bisa sembunyi didalam jurang ini, tentunya aku tidak akan kejatuhan langit.”
Giga mendongakkan kepalanya. Ia melihat awan-awan yang bergerak tertiup angin, dan kelihatan agak rendah. Giga ketakutan. Dikiranya langit akan jatuh betulan.
“Cil, boleh aku ikut sembunyi didalam jurang ini ?” tanya Giga ketakutan setengah mati.
“Jangan, tidak muat. Cari tempat lain saja. Langit pasti akan segera jatuh.” sahut Kancil.
“Cil, tolong aku. Biarkan aku sembunyi bersama kamu, ya ?” pinta Giga.
Kancil seolah berpikir-pikir. “Baiklah. Kalau kamu masuk kedalam jurang ini, badan kamu yang besar itu pasti akan menimpa aku. Bagaimana kalau setelah kamu masuk, aku berada diatas badanmu ?”
“Baiklah, asal aku bisa selamat dari bencana ini.”
Tanpa pikir panjang lagi, Giga Gajah melompat masuk kedalam jurang. Kancilpun demikian, ia melompat diatas tubuh Giga hingga jarak tepi jurang menjadi dekat, dan Kancil bisa melompat keluar jurang.
“Lho, Cil ? Kok, kamu keluar jurang ? Katanya langit mau jatuh ?” kata Giga keheranan.
“He..he..he… maaf Giga. Sebenarnya aku tadi terperosok kejurang dan tidak bisa keluar. Tapi setelah melompat diatas tubuhmu, aku jadi bisa keluar jurang. Langit nggak jadi jatuh, kok.”
Kancil segera berlari meninggalkan Giga Gajah yang marah-marah dan menangis didalam jurang.
Ia tidak bisa melompat keluar. Kaki-kakinya terlalu kecil untuk itu. Berkali-kali ia mencoba untuk melompat keluar jurang, tapi berkali-kali pula Kancil gagal.
Akhirnya Kancil putus asa. Ia berpikir, ia pasti akan mati didalam jurang tersebut. Kancilpun sedih. Ia menangis keras-keras. Setiap kali ia berteriak meminta tolong, namun tak ada yang mendengarnya.
Hampir setengah hari, Kancil berteriak-teriak meminta tolong, tetap saja tidak ada yang mendengar. Kembali Kancil menangis sejadi-jadinya.
Tanpa diduga, Giga Gajah lewat tempat itu. Mendengar tangisan Kancil, Giga melongokkan kepalanya melihat ke dalam jurang. DIlihatnya Kancil sendirian sedang menangis.
“Cil ?” kata Giga Gajah. “Sedang apa kamu di dalam jurang situ ?”
Kancil mendongakkan kepalanya, dilihatnya Giga Gajah. Dalam hati ia berteriak kegirangan. Dasar Kancil yang cerdik dan banyak akal.
“Hai, Giga !” teriak Kancil. “Aku sedang sembunyi menyelamatkan diri.”
“Menyelamatkan diri ? Dari apa ?” tanya Giga keheranan.
“Lihatlah keatas. Langit akan segera jatuh menimpa hutan dan seisinya. Kalau aku bisa sembunyi didalam jurang ini, tentunya aku tidak akan kejatuhan langit.”
Giga mendongakkan kepalanya. Ia melihat awan-awan yang bergerak tertiup angin, dan kelihatan agak rendah. Giga ketakutan. Dikiranya langit akan jatuh betulan.
“Cil, boleh aku ikut sembunyi didalam jurang ini ?” tanya Giga ketakutan setengah mati.
“Jangan, tidak muat. Cari tempat lain saja. Langit pasti akan segera jatuh.” sahut Kancil.
“Cil, tolong aku. Biarkan aku sembunyi bersama kamu, ya ?” pinta Giga.
Kancil seolah berpikir-pikir. “Baiklah. Kalau kamu masuk kedalam jurang ini, badan kamu yang besar itu pasti akan menimpa aku. Bagaimana kalau setelah kamu masuk, aku berada diatas badanmu ?”
“Baiklah, asal aku bisa selamat dari bencana ini.”
Tanpa pikir panjang lagi, Giga Gajah melompat masuk kedalam jurang. Kancilpun demikian, ia melompat diatas tubuh Giga hingga jarak tepi jurang menjadi dekat, dan Kancil bisa melompat keluar jurang.
“Lho, Cil ? Kok, kamu keluar jurang ? Katanya langit mau jatuh ?” kata Giga keheranan.
“He..he..he… maaf Giga. Sebenarnya aku tadi terperosok kejurang dan tidak bisa keluar. Tapi setelah melompat diatas tubuhmu, aku jadi bisa keluar jurang. Langit nggak jadi jatuh, kok.”
Kancil segera berlari meninggalkan Giga Gajah yang marah-marah dan menangis didalam jurang.