Jangan Pernah Menyerah

budipekerti - membangun jembatan.jpgJangan Pernah Menyerah

Alkisah, pada tahun 1867 hiduplah seorang ahli teknik bernama John Roebling. Ia bermimpi membangun sebuah jembatan yang menghubungkan kota New York dan Long Island. Impian John ditertawakan oleh banyak temannya. Karena itu, John hanya bisa berbagi impian dengan anaknya, Washington Roebling. Washington juga seorang ahli teknik. Ayah dan anak itu berjuang bersama untuk mewujudkan mimpi itu.

Ketika proyek itu baru berjalan beberapa bulan, terjadi kecelakaan. John Roebling meninggal. Sedangkan Washington mengalami cedera pada kepala hingga tidak dapat bergerak dan berbicara. Namun, jembatan impian John tidak pernah padam dalam pikiran Wahington. Ia berusaha mendorong teman-temannya untuk melanjutkan proyek jembatan itu. Sayangnya, tidak ada seorang teman pun yang mau menolongnya.

Suatu ketika, saat Washington terbaring di tempat tidur, ia melihat cahaya matahari melewati jendela kamarnya. Untuk sesaat Washington seakan melihat langit dan puncak pohon. Washington merasa hal itu tanda dirinya tidak boleh menyerah. Ia berusaha sekuat tenaga untuk menggerakkan satu jarinya. Perlahan-lahan, Washington membuat kode untuk berkomunikasi dengan isterinya, Emily, lewat satu jari itu.

Dengan cara itu, Washington bisa memberi petunjuk untuk melanjutkan pembuatan jembatan. Semua instruksi itu diberikan kepada Emily, yang lalu disampaikan kepada para pekerjanya. Setelah berjuang selama 13 tahun, akhirnya jembatan impian John selesai dibangun. Sampai kini jembatan itu masih berdiri megah. Itulah Jembatan Brooklyn (Brooklyn Bridge) di Kota New York, Amerika Serikat.

Cerita di atas mengajak kita untuk tidak pernah menyerah. Agar impian kita terwujud, kita harus berjuang sekuat tenaga untuk mewujudkannya.


Read more »

Sedekah yang Paling Baik

budi_pekerti.jpgSedekah yang Paling Baik

Alkisah ada seorang pemuda yang bernama Saad. Suatu hari Saad pergi ke medan perang membela tanah airnya. Ketika di medan perang, Saad mendengar ibunya meninggal karena sakit.

Saad sangat sayang kepada ibunya. Ia ingin sekali bersedekah atas nama ibunya. Sayangnya, Saad tidak memiliki harta atau benda yang bisa disedekahkan. Akhirnya, ia menemui Nabi Muhammad SAW. Ia pun menceritakan masalahnya pada Nabi Muhammad SAW.

Mendengar cerita Saad, Nabi Muhammad SAW berkata. “Saad, ketika aku pergi ke medan perang ini, aku melihat banyak tentara kita yang kehausan. Mereka membutuhkan air. Karena itu, cobalah kamu gali tanah di dekat jalan itu. Buatlah sebuah sumur. Jadi, semua orang yang melewati jalan itu bisa memanfaatkan airnya untuk pelepas dahaga.”

Saad segera melakukan nasehat dari Nabi Muhammad SAW. Ia membuat sebuah sumur di tepi jalan. Sejak itu, setiap orang yang lewat di jalan itu, bisa meminum air dari sumur untuk melapaskan dahaga. Sumur itu pun bermanfaat bagi banyak orang selama bertahun-tahun.

Apa makna cerita di atas? Sedekah yang paling baik adalah sedekah yang bermanfaat bagi banyak orang.

Read more »

Raja Sabar yang Cerdik

budi pekerti - raja yang cerdik.jpgRaja Sabar yang Cerdik

Alkisah, ada sebuah negeri yang selalu mengganti rajanya setiap tahun. Selama setahun, raja akan hidup mewah dan dilayani rakyatnya. Setelah itu, sang raja diantar ke sebuah pulau terpencil. Itulah saat yang menyedihkan.

Suatu hari, seorang pemuda bernama Sabar datang ke negeri itu. Sabar pun ditawari menjadi raja. Sabar setuju. Setelah tiga hari menjadi raja, Sabar meminta diantar ke pulau. Ternyata, di pulau itu terdapat hutan lebat dan penuh binatang buas. Semua raja yang dikirim ke pulau itu, sudah meninggal akibat dimakan binatang buas.

Diam-diam Raja Sabar mengumpulkan 100 lelaki terkuat di negeri itu. Mereka diupah untuk menyingkirkan binatang buas dan membuka hutan di pulau itu. Lalu, mereka membuat rumah, lahan pertanian, dan peternakan. Pulau itu berubah menjadi tempat yang menyenangkan.

Akhirnya, tahun pun berganti. Raja Sabar menghadapi acara perpisahan dengan senyum dan tawa. Tentu saja rakyat menjadi heran. “Mengapa Anda bergembira saat perpisahan ini? Raja-raja sebelumnya pasti akan menangis!”

Raja Sabar menjawab. “Raja-raja sebelumnya hidup dalam kemewahan dan mereka menangis ketika meninggalkannya. Akan tetapi, aku selalu berpikir dan merencanakan masa depanku. Aku telah mengubah pulau pembuangan yang terpencil itu menjadi sebuah tempat yang indah dan nyaman. Kini aku bisa tinggal di pulau itu dengan tenang.”

Cerita di atas berpesan agar kita selalu merencanakan hidup atau masa depan kita. Tidak hanya untuk kehidupan di dunia, tapi untuk kehidupan di akhirat nanti.

Read more »

Sangkuriang

sangkuriang1.jpg
Sangkuriang

Pada jaman dahulu, tersebutlah kisah seorang puteri raja di Jawa Barat bernama Dayang Sumbi. Ia mempunyai seorang anak laki-laki yang diberi nama Sangkuriang. Anak tersebut sangat gemar berburu Ia berburu dengan ditemani oleh Tumang, anjing kesayangan istana. Sangkuriang tidak tahu, bahwa anjing itu adalah titisan dewa dan juga bapaknya.

sangkuriang

Pada suatu hari Tumang tidak mau mengikuti perintahnya untuk mengejar hewan buruan. Maka anjing tersebut diusirnya ke dalam hutan. Ketika kembali ke istana, Sangkuriang menceritakan kejadian itu pada ibunya. Bukan main marahnya Dayang Sumbi begitu mendengar cerita itu. Tanpa sengaja ia memukul kepala Sangkuriang dengan sendok nasi yang dipegangnya. Sangkuriang terluka. Ia sangat kecewa dan pergi mengembara.

Setelah kejadian itu, Dayang Sumbi sangat menyesali dirinya. Ia selalu berdoa dan sangat tekun bertapa. Pada suatu ketika, para dewa memberinya sebuah hadiah. Ia akan selamanya muda dan memiliki kecantikan abadi. Setelah bertahun-tahun mengembara, Sangkuriang akhirnya berniat untuk kembali ke tanah airnya. Sesampainya disana, kerajaan itu sudah berubah total. Disana dijumpainya seorang gadis jelita, yang tak lain adalah Dayang Sumbi. Terpesona oleh kecantikan wanita tersebut maka, Sangkuriang melamarnya. Oleh karena pemuda itu sangat tampan, Dayang Sumbi pun sangat terpesona padanya.

sangkuriang

Pada suatu hari Sangkuriang minta pamit untuk berburu. Ia minta tolong Dayang Sumbi untuk merapikan ikat kepalanya. Alangkah terkejutnya Dayang Sumbi ketika melihat bekas luka di kepala calon suaminya. Luka itu persis seperti luka anaknya yang telah pergi merantau. Setelah lama diperhatikannya, ternyata wajah pemuda itu sangat mirip dengan wajah anaknya. Ia menjadi sangat ketakutan. Maka kemudian ia mencari daya upaya untuk menggagalkan proses peminangan itu. Ia mengajukan dua buah syarat. Pertama, ia meminta pemuda itu untuk membendung sungai Citarum. Dan kedua, ia minta Sangkuriang untuk membuat sebuah sampan besar untuk menyeberang sungai itu. Kedua syarat itu harus sudah dipenuhi sebelum fajar menyingsing.

Malam itu Sangkuriang melakukan tapa. Dengan kesaktiannya ia mengerahkan mahluk-mahluk gaib untuk membantu menyelesaikan pekerjaan itu. Dayang Sumbi pun diam-diam mengintip pekerjaan tersebut. Begitu pekerjaan itu hampir selesai, Dayang Sumbi memerintahkan pasukannya untuk menggelar kain sutra merah di sebelah timur kota. Ketika menyaksikan warna memerah di timur kota, Sangkuriang mengira hari sudah menjelang pagi. Ia pun menghentikan pekerjaannya. Ia sangat marah oleh karena itu berarti ia tidak dapat memenuhi syarat yang diminta Dayang Sumbi.

sangkuriang

Dengan kekuatannya, ia menjebol bendungan yang dibuatnya. Terjadilah banjir besar melanda seluruh kota. Ia pun kemudian menendang sampan besar yang dibuatnya. Sampan itu melayang dan jatuh menjadi sebuah gunung yang bernama "Tangkuban Perahu."


 -  www.e-smartschool.com
Read more »