Seekor Musang dan Kura-Kura
Seekor Musang kebetulan sedang
berkeliaran di dekat sebuah sungai di hutan. Sambil mencari makan dan
bermain-main sendirian. Tiba-tiba ia melihat seekor kura-kura, yang
sedang berusaha melewati sebuah sungai kecil. Melihat kura-kura
tersebut, diapun tertawa melihat cara berjalannya yang sangat pelan.
Kemudian diapun mengejek si kura-kura, “hayo cepat melangkah hai
kura-kura, engkau telah berlatih bertahun-tahun namun tetap saja lamban,
apakah engkau tidak merasa bosan dengan kehidupan mu itu? Aku dapat
berlari melampaui mu, dan bolak-balik menyeberangi sungai ini beberapa
kali sebelum engkau berhasil menyelesaikan usahamu menyeberangi sungai
ini,” kata musang dengan nada sombong.
Karena tidak mendapat tanggapan dari
kura-kura. Musangpun bermain-main seorang diri, dan berusaha mencari
ikan di tepi sungai kecil tersebut, sambil sesekali memperhatian
kura-kura. Setalah beberapa saat, musang kembali mengolok-ngolok
kura-kura. “Hai kura-kura, apakah engkau mendengar ucapanku tadi? Apa
karena kakimu pendek menyebabkan telingamu juga tertutup dan sulit untuk
mendengar ucapanku?” Karena jengkel, mendengar ejekan si musang,
kura-kurapun menoleh kerah si musang dan berkata, “Jangan sombong kamu
musang! kalau engkau berani, mari kita bertaruh untuk menyebrangi sungai
ini melalui sebatang kayu diseberang sana.” Tentu saja, tantangan ini
bukan saja memancing gelak tawa musang namun juga beberapa hewan lain
yang kebetulan berada disekitar sungai itu.
Karena merasa tantangannya tidak
digubris si musang. Sekali lagi kura-kura itu berteriak, “Hai kamu
musang, aku serius dengan tantangaku, kenapa engkau hanya diam saja?
Apakah engkau takut berlomba denganku?” Terdengar dari jauh, suara hewan
lain tertawa sambil berkata, “Ayo musang, kenapa kamu takut dengan
tantangan itu?”. Mendengar gelak tawa beberapa hewan itu, musang pun
berkata, “Baiklah kura-kura, aku setuju! Anggap saja engkau tidak
waras mengajakku berlomba, karena tidak mungkin seekor kura-kura dapat
memenangkan perlombaan ini melawan musang. Oleh karena itu aku berikan
kesempatan engkau berjalan terlebih dahulu melalui sebatang kayu
tersebut.”
Karena menganggap enteng dan merasa
tantangan itu tidak masuk akal. Diapun bermalas-malasan dibawah sebuah
pohon, untuk mengeringkan badannya karena sehabis mencari ikan, sambil
mengamati kura-kura itu melangkah. Beberapa menit kemudian, karena
merasa kura-kura belum juga menyelesaikan separuh dari perjalannya
melewati sungai tersebut, ia pun kembali berkata, “aku kasihan melihat
engkau melangkah hai kura-kura, oleh karena itu aku memberikan
kesempatan kepadamu beberapa menit lagi untuk mendekati seberang sungai
ini, karena aku hanya memerlukan waktu semenit saja untuk
mendahuluimu.” Setelah berkata, musang itu kembali bermalas-malasan di
bawah pohon. Tanpa disadarinya, ia pun tertidur.
Semua hewan mengetahui hal itu, namun
membiarkan kura-kura tetap melangkah perlahan-lahan. Terlihat beberapa
hewan mendekatinya dan berkata sambil berbisik, “Hai kura-kura cepatlah
engkau melangkah, kebetulan si musang sedang tertidur. Apabila engkau
dapat memenangkan perlombaan ini, kami semua akan menjadi sahabat
setiamu.” Medengar hal itu, kura-kurapun menjadi semangat dan berusaha
mempercepat langkahnya. Tanpa disadari si musang, kura-kura sudah
hampir menyelesaikan perlombaan, tinggal beberapa langkah lagi.
Hari mulai terasa gelap, dan langit
mulai mendung. Rintik hujanpun mulai terdengar dan membasai pepohonan.
Karena merasa tubuhnya basah, musangpun terbangun dari tidurnya. Tanpa
disadarinya kura-kura tinggal menyelesaikan beberapa langkah lagi untuk
memenangkan perlombaan. Tanpa pikir panjang, diapun langsung berlari
menyusuri sebatang pohon itu. Namun karena masih dalam keadaan
mengantuk, diapun tergelincir dan masuk ke dalam sungai. Tentu saja,
keadaan itu sangat menguntungkan kura-kura.
Akhirnya kura-kura menyelesaikan
perlombaan itu, mengalahkan si musang yang tertinggal dibelakangnya,
karena harus berenang di derasnya arus sungai itu. Semua hewan pun
bersorak sorai, dan tentu saja si musang menjadi malu karena tingkah
laku dan kesombonganya.
***
Dari cerita di atas, kita diingatkan
untuk tidak mencontohi orang sombong yang biasanya menganggap remeh
orang lain yang menurut mereka lebih kecil, baik secara fisik maupun.